Rabu, 18 Mei 2016

Parpol Mana yang Meminang Gus Ipul
Hasil Survey Eddy Rumpoko Calon Tertinggi 16 Kabupaten/Kota di Jatim

POLITIK, itu kemungkinan dari segala kemungkinan bisa terjadi dan bisa tidak terjadi, tetapi berdasarkan hasil survei interen Parpol maupun  lembaga survei yang dibayar, bisa memberikan gambaran kepada masyarakat figur-figur yang disenangi oleh masyarakat. Walaupun sampling yang diteliti tidak termasuk kita yang mungkin pro atau tidak pro.  Berbagai hasil survei Partai Politik (Parpol) atau Gabungan Parpol mana yang sudah memenuhui persyaratan kursi di DPRD Propinsi Jawa Timur mencalonkan atau meminang Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf atau akrap disapa Gus Ipul, belum ada satupun. Aneh dan mengejutkan ternyata Eddy Rumpoko Walikota Batu, unggul suara dalam survei interen yang dilakukan POLLDEV INSTITUTE di 16 kabupaten/kota dari calon-calon bakal lawan tandingnya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Tahun 2018 mendatang..

                Berbagai nama atau figur yang muncul di permukaan walaupun masih sekitar dua tahun lagi Pemilihan Gubernur Jatim, tetapi nama-nama itu sengaja atau dimunculkan untuk membentuk opini masyarakat sejak dini melihat jajak karier/prestasi dan kehidupan sehari-hari di lingkungan  masyarakat. Ketenaran Gus Ipul sudah tidak ragu lagi sebagai pemimpin dinilai memiliki kemampuan untuk melanjutkan roda Pemerintahan Propinsi Jatim, karena menjabat Wakil Gubernur Jatim dua periode sejak tahun 2008 bersama Soekarwo yang akrab disapa Pak De Karwo menggantikan Imam Utomo.
                Adapun calon-calon yang bermunculan di permukaan dan sangat santer selain Gus Ipul yang dibidik oleh PDI-P Budi Sulystiono (Bupati Ngawi), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Eddy Rumpoko (Walikota Batu), dan Tri Rismaharini (Walikota Surabaya). Juga dari PKB akan mengusulkan Abdul Halim Iskandar (Ketua PKB Jawa Timur), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), sedangkan  dari Partai Golkar Muhtarom (Bupati Madiun) yang juga adalah Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, dan Rendra Kresna (Bupati Malang) yang juga Ketua DPC Partai Golkar Kabupaten Malang. Masih banyak lagi calon yang akan muncul dan  diseleksi secara alamiah oleh beberapa Parpol atau Gabungan Parpol.
                Ketua DPD PDI-P Jawa Timur Kusnadi menjelaskan Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2018 merupakan momentum penting bagi PDI-P untuk bisa kembali masuk dalam struktur Pemerintahan  Propinsi Jatim setelah 10 tahun kekosongan. “Mungkin akan mengusung Gus Ipul yang sekarang menjadi Wakil Gubernur Jatim Sebagai calon dari PDI-P. Kami paham peta politik di Jatim, Gus Ipul bisa digandeng untuk diusung dari calon interen PDI-P atau Parpol lainnya yang sepaham dengan PDI-P,” tegas Kusnadi, tetapi sebaiknya Calon Wakil Gubernur berasal dari interen PDI-P, jika peta politik ada kompromi.

                Menurut Kusnadi, Gus Ipul bisa digandeng dengan siapa saja, apakah Pak Anas (Bupati Banyuwangi), Pak Sulystiono (Bupati Ngawi), Pak Eddy (Walikota Batu). “Kalo Bu Risma PDI-P masih mempertahankan sebagai Walikota Surabaya memang warga Surabaya sangat mengharapkan kehadirannya demi pembangunan secara utuh di Surabaya. Bisa Bu Risma ke propinsi, tetapi levelnya harus menjadi Gubernur bukan menjadi Wakil Gubernur,” elak Kusnadi, tetapi PDI-P tetap mengamati perkembangan dari waktu ke waktu kinerja dari Gus Ipul.

Eddy Unggul
                Pihak survei interen  yang dibentuk oleh Eddy Rumpoko melihat apakah kepopuleran dan kredibilitas Eddy layak dijual untuk menjadi Gubernur atau Wakil Gubernur Jatim Tahun 2018. Ternyata hasil survei itu menghasilkan unggul di 16 kabupaten/kota dari 38 kota/kabupaten yang ada di Propinsi Jatim. Bahkan Eddy unggul di Kabupaten Banyuwangi daerah kekuasaan Anas. Berarti kepouleran Eddy melampaui kepopuleran Anas. Mengapa hal ini bisa terjadi, apakah kita percaya dengan hasil survei tersebut, atau sudah direkayasa untuk menaikan kepamoran Eddy, atau ada faktor lainnya yang menyelimuti pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Tahun 2018 mendatang.
                Berdasarkan keterangan dari salah satu anggota survei POLDEV INSTITUTE pihak Eddy, mengapa suara Eddy unggul atau populiritas daripada calon yang lain di 16 kabupaten/kota se Jatim. “Ternyata kebanyakan yang memilih Pak Eddy adalah generasi yang di atas tahun 1995. Mereka kebanyakan mengenyam pendidikan perguruan tinggi di Malang Raya, dan mengenal sebagai Ketua Pemuda Pancasila Kota Malang,” jelas anggota tim survei, ada ungkapan ternyata Pak Eddy selalu membantu mahasiswa yang mengalami kesusahan, apabila datang kepadanya pasti memberi jalan keluar dan memberi bantuan ala kadarnya.
                Point-point inilah, menurut salah seorang anggota tim survei yang membuat keunggulan bagi Eddy dalam meraih suara terbanyak di 16 kabupaten/kota dan menang tipis, sedangkan sisanya di kabupaten/kota lain suara Eddy ada yang pada urutan kedua, ketiga, keempat dan kelima dibandingkan dengan calon lain apakah sama-sama dari PDI-P, Partai Golkar, PKB, PKS, PAN, Nasdem, dan Gerinda.
                Kabupaten/Kota  yang Eddy meraih suara teratas adalah, Kabupaten Malang, Kota  Malang, Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Mojokerto, Situbondo, Bondowoso, dan Kabupaten Banyuwangi. “Eddy lebih dikenal sebagai Walikota Batu, karena terobosan untuk membangun Kota Batu sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata di Jawa Timur,” imbuh Syarif, walaupun Kota Batu hanya memilik 3 kecamatan, tetapi meningkatkan pendapatan penduduknya dan mengenalkan kepada turis mancanegara maupun domestik sebagai tempat wisata, hal ini yang menjadi pilihan dari responden.
                Selanjutnya dijelaskan salah satu anggota timu survei, yang menjadi masalah sekarang adalah Gus Ipul tidak punya Parpol sebagai tempat bernaung dan tempat berpijak. “Yah….Gus Ipul harus pandai-pandai melakukan pendekatan dengan pimpinan Parpol baik di pusat mamupun di daerah, sehingga dapat dipinang atau diusulkan  oleh Parpol maupun Gabungan Parpol,” ungkap salah satu anggota tim survei, Gus Ipul bukan orang Parpol PKB, justru Khofifah dan Abdul Halim Iskandar bisa diusulkan oleh PKB, bahkan Khofifah bisa diusulkan dari PDI-P karena ini politik tentu mempunyai kepentingan, dan Gus Ipul diusul oleh Parpol atau Gabungan Parpol mana, sampai sekarang belum jelas posisinya.

Eddy Cocok Disanding
                Hasil survei tersebut, menyatakan Eddy cocok disandingkan apakah sebagai Gubernur atau Wakil Gubernur, tetapi lebih cocok pada posisi Wakil Gubernur Jawa Timur dalam pemilihan tahun 2018 mendatang.
                Eddy cocok sebagai Wakil Gubernur bergandengan dengan Gus Ipul, Eddy cocok dengan Bu Risma, bahkan Eddy cocok  sebagai Wakil Gubernur dengan Rendra Kresna sebagai Gubernur, walaupun istrinya Hj Dewanti Rumpoko berpasangan dengan Hj. Masrifah Hadi kalah bersaing dengan Rendra Kresna dan Sanusi dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Malang Tahun 2015 pada tanggal 9 Desember 2015 lalu.
                Eddy cocok sebagai Gubernur dan Anas sebagai Wakil Gubernur, atau Eddy sebagai Gubernur Sulistyono sebagai Wakil Gubernur, serta Eddy sebagai Wakil Gubernur dan Bu Risma sebagai Gubernur. Tetapi jika  berpasangan dengan dengan Abdul Halim Iskandar, maka Eddy sebagai Gubernur, dan Halim sebagai Wakil Gubernur, dan Eddy juga cocok sebagai Wakil Gubernur dan Khofifah sebagai Gubernur. (domi/bal/yosi/oskar/ger).

                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar